Legenda Sejarah Desa (Sukodadi)
Di awal tahun 1800an ada seorang tokoh yang bernama Mbah Bede membuka daerah/desayang bernama Paiton (meliputi Desa Paiton dan Desa Sukodadi saat ini ) yang wilayah di tengahnya mengalir sungai Jambun.
Sungai tersebut banyak di huni oleh buaya ganas yang hidup diantara rimbunnya hutan di sekitarnya. Seiring berjalannya waktu Mbah Bede memiliki saudara yang dikenal dengan nama mbah Hasyim.pada saat mbah Bede mempunyai ide untuk memecah wilayah desa tersebut menjadi dua yaitu Paiton yang berada di timur sungai dan Sukodadi di barat sungai jambun. Mbah Bede berkeinginan memimpin wilayah di barat sungai dan yang timur sungai di serahkan kepada mbah hasyim. Dan mbah Bede berakata Sopo sing Suko Melu Aku , bakal Dadi
Akhirnya pemilihan dengan sisten jentrek (duduk berjajar) bagi para pengikutnya di hadapan mbah Beede dan mbah Hasyim. Maka akhirnya 5 orang memilih ikut mbah Bede menyebrang sungai jambun dan 4 orang memilih menetap bersama mbah hasyim di timur sungai ( Desa Paiton)
Untuk menandai wilayah barat sungai jambun berdarasarkan kata-kata dari mbah Bede Sopo sing Suko Melu Aku , bakal Dadi maka disebeutlah daerah/desa baru tersebut denagn sebutan SUKODADI hingga sekarang menjadi nama desa, sedangkan mbah Hasyim tetap memimpin desa timur sungai jambun dengan nama PAITON.
Seiring berjalannya waktu, keturunan mbah bede selanjutnya ada 2 orang yaitu Mbah Dipojoyo dan Mbah Singowijoyo. Mbah Bede saat masih hidup, sudah pernah berujar bahwa keturunannya yang bernama Mbah Dipojoyo dan keturunannya hanya bisa menjadi pemimpin agama/ulama, sedangkan mbah singowijoyo dan keturunannya yang akan menjadi pemimpin pemerintahan di Desa Sukodadi.
Hal ini terbukti sampai sekarang keturunan mbah Dipojoyo memiliki keturunan yang banyak menjadi ulama dan pimpinan Pondok Pesantren. Sedangkan keturunan Mbah Singowijoyo lah yang meneruskan tampuk pimpinan (KepalaDesa)di Sukodadi.
Keturunan Mbah Singowijoyo ada dua garis keturunan yaitu Mbah Mego dan Mbah Siyo. Mbah Mego dimakamkan di pemakaman umum Desa Paiton dan mbah singo wijoyo di makamkan di pemakaman utara yang juga di desa Paiton.
Dari garis keturunan ini yang akhirnya menjadi semacam mitos turun temurun bahwa yang sanggup dan mampu menjadi Kepala Desa Sukodadi harus memiliki darah keturunan dari Mbah Singowijoyo, dan ada mitos lagi yang bisa menjadi Kepala Desa Sukodadi adalah dia yang dilahirkan / memiliki trah dari tanah timur sungai Sukodadi (merupakan Area makam Mbah Mego).
